A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Pandangan Hidup merupakan suatu
dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan
hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara.
Semua manusia pasti mempunyai suatu pandangan hidup sendiri – sendiri dan
kemungkinan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tak sedikit pula
orang yang mempunyai pandangan hidup yang sangat bertentangan dengan pandangan
hidup orang yang lainnya, itulah yang sering memicu perdebatan diantara umat
manusia dalam kehidupan sehari hari.
Setiap manusia mempunyai pandangan
hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan
seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan
pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan
itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut
waktu dan tempat hidupnya. Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul
seketika atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu
yang lama dan terus menerus, sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji
kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui
kebenarannya. Atas dasar itu manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai
pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.
Pandangan Hidup umat manusia sepanjang
sejarah Indonesia mencatat banyak ragam pandangan hidup, baik yang dikenal
sebagai filsafat maupun yang dikenal sebagai ajaran leluhur, maupun yang
dikenal sebagai agama/ajaran Tuhan. Dalam Islam, pandangan hidup itu disebut
aqidah (suatu keyakinan yang mengikat batin manusia). Karena mengikat batin
maka aqidah menjadi pegangan hidup. Aqidah Islam memperkenalkan kepada manusia
tentang Tuhan, tentang alam raya dan tentang makhluk manusia, di mana setiap
individu termasuk di dalamnya.
Semua manusia secara naluriah
mengenal dirinya dan alam sekitarnya sampai kepada alam raya. Secara naluriah
manusia juga mengenal Tuhan (sekalipun dalam berbagai macam persepsi) dan
pengenalannya itu saat menjadi keyakinan, memberikan pandangan hidup tertentu
yang dijadikannya pegangan hidup bagi dirinya. Pandangan hidup yang diajarkan
Islam menjelaskan kepada manusia bahwa ke-HIDUP-an itu adalah sesuatu yang amat
mulia dan amat berharga. Hidup yang dianugerahkan Allah kepada manusia
merupakan modal dasar untuk memenuhi fungsinya dan menentukan harkat dan
martabatnya sendiri.
Pada dasarnya kehidupan ini
menyenangkan bagi manusia, karena bumi dan alam sekitarnya sudah dipersiapkan
sedemikian rupa oleh Allah untuk mendukung kehidupan manusia. Ciri kesenangan
inilah kemudian mendominasi pandangan hidup kebanyakan orang sehingga
menjadikan “kesenangan” itu sebagai identifikasi dari kehidupan itu sendiri.
Pandangan yang demikian itu direkam dalam surah al Hadid; di mana digambarkan
bahwa yang dianggap kehidupan yang sesungguhnya ialah; permainan, senda gurau,
kemegahan, perlombaan memperkaya diri, dan memperbanyak keturunan/pendukung.
Pada dasarnya hal itu semua
tidak pada tempatnya untuk dibenci atau diremehkan, karena kesemuanya itu
adalah sebahagiaan dari nikmat Allah yang dipersiapkan untuk mendukung
kehidupan manusia. Namun pemanfaatannya harus sesuai dengan petunjuk
penggunaannya, dan ini terkait dengan pola hidup.
B. NILAI - NILAI
Pandangan hidup cenderung diikat oleh
nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai pelengkap nilai-nilai dalam pembuatan
pembenaran atau rasionalisasi nilai-nilai. Pandangan hidup memberi semangat
pada nilai-nilai. Norma berbeda dengan nilai karena digunakan untuk hampir
seluruh aturan khusus, sebaliknya nilai digunakan untuk pengertian umum. Norma
berlaku untuk menentukan perilaku perintah, atau larangan untuk suatu kewajiban
dari peranan spesifik dalam suatu spesifik pula. Dengan demikian ideology lebih
luas dibandingkan dengan pandangan hidup. Ideology tidak digunakan untuk
hubungan individu tetapi untuk hal yang lebih luas, seperti ideology Negara,
masyarakat atau kelompok tertentu.
C. NORMA - NORMA
Panadangan hidup digolongkan dengan
beberapa macam : Pandangan hidup demokratis, Pandangan hidup liberalisme,
pandangan hidup sosialisme, Pandangan hidup komunisme, Pandangan hidup
religius, Pandangan hidup sosialisme religius.
Negara kita kini lebih cenderung pada pandang hidup demokratis
berikut Norma-norma yang menjadi pandangan hidup demokratis :
1. Pentingnya kesadaran akan pluralisme
2. Musyawarah
3. Pertimbanganmoral
4. Pemufakatan yang jujur dan sehat
5. Pemenuhan segi-segi ekonomi
6. Kerja sama antar warga masyarakat dan sikap mempercayai
itikad baik masing- masing
7. Pandangan hidup demokratis harus dijadikan unsur yang
menyatu dengan sistem pendidikan.
D. CITA-CITA
Menurut kamus umum bahasa Indonesia
cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik
keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang
pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan,
merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan
semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain :
cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi
tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak
mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha
untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Antara masa sekarang
yang merupakan realita dengan masa yang akan dating sebagai ide atau cita-cita
terdapat jarak waktu. Dapatkan seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya
tergantung dari 3 faktor; pertama faktor manusia yang memiliki cita-cita, kedua
kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya dan ketiga
seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
E. KEADAAN HATI SESEORRANG
1. Berhati keras
Tidak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia
tidak menghiraukan rintangan, tantangan, segala kesulitan yang dihadapinya.
Orang yang berhati keras biasanya mencapai hasil gemilang dan sukses hidupnya.
2. Berhati lunak
Dia berusaha mencapai cita-citanya dengan cara menyesuaikan
diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap mencapai cita-cita itu. Karena
biarpun lambat ia akan berhasil juga capai citanya.
3. Berhati lemah
Mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi
kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan, berganti keinginan.
Cita-cita, keinginan, harapan banyak menimbulkan karya
kreatifitas seniman. Banyak hasil seni seperti drama, novel, film, music, tari,
filsafat, yang lahir dari kandungan cita-cita, keinginan, harapan dan tujuan.
F. KEBAJIKAN
Kebajikan pada hakikatnya sama dengan
perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk
bermoral, atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Manusia
adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur
itu terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia
mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri,
cita-cita sendiri,dsb. Justru karena itu, karena mementingkan sendiri,
seringkali manusia tidak mengenal kebajikan. Manusia merupakan makhluk social :
manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling menolong,
saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai,
saling membenci, saling merugikan,dsb. Manusia sebagai makhluk Tuhan,diciptakan
oleh tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi
kemampuan jasmani dan rohani, juga fasilitas alam sekitar seperti tanah, air,
tubuh-tumbuhan, dsb.
Untuk melihat apa itu kebajikan , kita harus melihat dari
tiga segi, yaitu manusia sebagai pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat,
dan manusia sebagai makhluk Tuhan. Manusia sebagai pribadi dapat menentukan
baik-buruk. Yang menentukan baik-buruk itu suara hati. Suara hati adalah
semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi
suara itu merupakan hakim terhadap diri sendiri, suara hati sebenarnya telah
memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak maumendengarkan.
Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan
suara hati kita, suara hati masyarakat, dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti
berlaku sopan, santun, berbahasa baik, bertingkahlaku baik, ramah, berpakaian
sopan agar tidak terangsang yang melihatnya.
1.Manusia sebagai pribadi
Secara fisiologis hakikat manusia sebagai makhluk individu
dan sosial itu bersifat bebas, tidak mempunyai hubungan yang ketat anatara
sesama. Kata manusia berasal dari kata manu (Sansekerta) atau mens(Latin) yang
berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah
individu berasal dari bahasa Latin, yaitu individu, yang artinya sesuatu yang
tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang terkecil dan terbatas.
Secara kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis. Artinya selain sebagai
mahluk individu, manusia juga berperan sebagai mahluk sosial. Jiwa dan raga
inilah yang membentuk individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan)
sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari
atau tidak, setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan
pribadinya guna memenuhi hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk
lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan
keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan
dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain. Dalam
pembahasan tentang hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial kita
bisa melihatnya dalam kehidupan sehari-hari, contohnya pada saat kita kesusahan
pasti kita membutuhkan bantuan dari orang lain dan ketika kita mempunyai
persoalan yang bersifat pasti kita akan menjadi manusia yang individu agar
orang lain tidak dapat mengetahui persoalan pribadi yang kita punya.
2. Manusia sebagai anggota masyarakat
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup
sendiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang
manusia diciptakan Tuhan untuk saling berinteraksi, bermasyara kat /
bersilaturahmi dengan sesama serta dapat saling tolong menolong dalam memenuhi
kebutuhannya.
Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan sesama
merupakan kebutuhan dasar (naluri) manusia itu sendiri yang dinamakan
Gregariousness. Maka dengan demikian manusia merupakan makhluk sosial ( Homo
Socius) yaitu makhluk yang selalu ingin berinteraksi dengan sesama/ bergaul.
Adapun ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri
untuk senantiasa hidup bersama sesamanya dinamakan ilmu sosiologi.
3. Manusia sebagai makhluk tuhan
Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan bertujuan untuk
mencapai tujuan baik secara duniawi dan surgawi kebahagiaan itu dicapai bila
manusia semakin menyempurnakan dirinya. Maka manusia secara bebas mengembangkan
dirinya untuk semakin menjadi sempurna dan semakin baik. Manusia mengembangkan
segi hidupnya, segi rohani, jasmani, pribadi, sosial, budaya, akal budi, emosi,
religiositasnya. Semua segi itu perlu dikembangkan secara seimbang.
Kesempurnaan manusia itu ternyata hanya dapat tercapai bila
dalam proses penyempurnaan itu ia menyempurnakan sesamanya dan dunia tempat dia
berada. Tanpa menyempurnakan mereka itu, manusia tidak dapat menjadi semakin
sempurna. Secara sederhana itu berarti bahwa manusia baru akan menjadi lebih
baik, lebih berkembang, lebih mendekati Tuhan bila dalam hidup ini dia berdamai
dengan sesama manusia, dengan dunia alam ini, dan tentu dengan Tuhan.
G. MANUSIA HIDUP BERSOSIAL MENCURIGAI DAN MERUGIKAN
Dalam kehidupan sehari-hari
manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan
orang lain, karena memang manusia diciptakan Tuhan untuk saling berinteraksi,
bermasyara kat / bersilaturahmi dengan sesama serta dapat saling tolong
menolong dalam memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan sesama
merupakan kebutuhan dasar (naluri) manusia itu sendiri yang dinamakan
Gregariousness. Maka dengan demikian manusia merupakan makhluk sosial ( Homo
Socius) yaitu makhluk yang selalu ingin berinteraksi dengan sesama/ bergaul.
Adapun ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri
untuk senantiasa hidup bersama sesamanya dinamakan ilmu sosiologi.
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya di ungkapkan oleh Adam
Smith ( 1723-1790) dalam bukunya yang berjudul “ An Inquiry into the nature and
causes of the wealth of nations”, yaitu Manusia merupakan makhluk ekonomi (
Homo Economicus) yang cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang
diperolehnya dan selalu berusaha secara terus menerus dalam memenuhi
kebutuhannya. (self Interest).
Sebagai makhluk ekonomi manusia selalu bertindak Rasional
artinya selalu memperhitungkan sebab akibat (untung- rugi) dalam mengambil
suatu keputusan dalam rangka memenuhi kebutuhannya sehingga tidak merugikan
diri sendiri. Namun demikian makhluk ekonomi bukanlah makhluk egois yang hanya
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya
guna mencapai kemakmuran.mementingkan diri sendiri dan merugikan
orang lain. Makhluk ekonomi cenderung menggunakan prinsip prinsip ekonomi dalam
aktifitasnya
• Homo homini lupus = manusia menjadi serigala bagi manusia
lainnya (maksudnya manusia merugikan /membuat kelicikan/ kejahatan terhadap
manusia lainnya.
• Homo homini socius = manusia menjadi kawan bagi manusia
lainnya.
• Aristoteles (seorang filsuf yunani ) menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk yang selalu hidup bermasyarakat. (zoon politicon).
H. SIKAP HIDUP
Manusia adalah bagian dari
pandangan hidup.Tidak ada seorangpun manusia yang tidak memiliki pandangan
hidup.Apapun yang di katakan manusia adalah sebuah pandangan hidup karena di
pengaruhi oleh pola pikir tertentu.Pandangan hidup bersifat elastis,tergantung
kepada situasi dan kondisi serta di pengaruhi juga oleh lingkungan hidup dimana
manusia berada.Kondisi geografis suatu daerah atau negara juga menyebabkan
perbedaan pola pikir masyarakat.Contohnya manusia di belahan barat lebih
bersikap individualistis,sedangkan manusia di belahan timur lebih ingin
bersosialisasi dengan sesama manusia.
Sumber pandangan hidup berasal dari agama.ideologi maupun
hasil perenungan seseorang yang relatif.Pandangan hidup yang bersumber dari
agama memiliki kebenaran mutlak yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunah nabi.Pandangan
hidup yang bersumber dari ideologi merupakan wujud dari nilai-nilai suatu
negara/bangsa,Contohnya pancasila.Pandangan hidup yang berasal dari perenungan
seseorang yang relatif kebenarannya,misalnya aliran kepercayaan.Setiap manusia
pasti memiliki pandangan hidup bagaimanapun bentuknya dan bagaimana
memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan.
Setiap individu memiliki pandangan hidup dan cita-citanya
sendiri dan selalu bermimpi untuk mencapai apa yang dia inginkan sesuai dengan
cita-citanya.Tidak sedikit manusia yang mimpinya menjadi kenyataan.Bermula dari
mimpi akan menjadikan kita semangat untuk mengejar mimpi tersebut.
Pada dasarnya meskipun pandangan hidup manusia berbeda-beda
namun kita di tuntut untuk dapat membawa kebaikan dalam berpandangan tentang
hidup.Selalu berfikir positif akan membawa kita ini hidup penuh dengan kebaikan
dan akan membawa kita kepada pribadi yang tangguh,pribadi yang dapat
menyesuaikan diri dimanapun kita tinggal,tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal
negatif yang ada di lingkungan tempat kita tinggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar