Halaman

Kamis, 23 April 2015

Tulisan Bahas Indonesia 2 | Cerpen

Ich Mag Dich

Nadira memandangi sekuntum bunga mawar itu. Seseorang telah mengirimkannya dan ini bukan untuk pertama kalinya. Anehnya, selalu saja ada secarik kertas berisi kalimat-kalimat aneh yang tak dimengerti yang diletakkan di samping bunga mawar itu.
“Wah, rupanya adikku punya penggemar rahasia nih!” kata Kak Tony
Nadira hanya diam, tapi dibawanya juga bunga mawar itu kedalam. Tak lama kemudian Nadira keluar lagi dengan membawa beberapa potong kertas lalu memperlihatkannya kepada Kak Tony. Kening Kak Tony berkerut.
“Apa arti semua kalimat-kalimat ini ya?” Tanya Kak Tony
“Masa Kak Tony tak tahu,” ujar Nadira kecewa.
“Eh tunggu dulu, nanti aku Tanya ke Kak Hendri eh siapa tahu ia mengerti.” Kemudian Nadira tersenyum penuh harap.
Ya, sejak kecelakaan menimpanya yang menyebabkan kakinya lumpuh dan menewaskan Ayah dan Ibu, pijar di mata anak berumur 10 tahun itu telah hilang. Akan tetapi, sejak adanya kiriman bunga mawar itu, mata Nadira kembali bercahaya saat membuka pintu dan didapati di sana terdapat sekuntum bunga mawar. Sore harinya, Kak Tony pergi ke rumah Kak Hendri untuk menanyakan hal tersebut.
“Maaf, aku benar-benar tak mengerti arti kalimat-kalimat ini,” ujar Kak Hendri
Setelah mengucapkan terima kasih, Kak Tony kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, ia terus membaca kalimat-kalimat ini satu per satu.
“Akhirnya aku tahu apa arti salah satu kalimat ini,”pikir Tony dalam hati. “Nadira,” panggil Kak Tony penuh semangat.
“Ada apa, Kak? Apa kakak sudah tahu apa arti kalimat-kalimat itu?” Tanya Nadira bertubi-tubi.
“Coba kamu lihat kertas yang ini. Ich Mag Dich, artinya aku suka kamu.”
“Bagaimana Kakak bias tahu?”
“Itu adalah bahasa Jerman. Kebetulan dulu taman Kakak ada yang sering mengucapkan kalimat itu. Mungkin kertas yang lain juga mempunyai arti yang sama.”
Wajah Nadira semakin berseri mendengar penjelasan Kakak semata wayangnya.
“Kira-kira, siapa yang mengirimkan semua ini ya. Aku akan menyelidikinya,” pikir Nadira dalam hati.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Nadira sudah keluar dari rumah. Kemudian ia mengawasi sekeliling, tapi kala itu jalanan masih sepi. Belum yang banyak lalu lalang. Tiba-tiba ia melihat seorang lelaki membawa sekuntum bunga mawar. Nadira pun keluar dari tempat persembunyiannya.
Dengan dada yang berdebar-debar kencang, dihampirinya lelaki itu. Namun betapa terkejutnya ia ketika melihat sipa lelaki itu. Dia adalah Kak Tony. Mereka berdua saling berpandangan. Sedetik kemudian Kak Tony berkata, “Maafkan aku. Aku telah membohongi kamu, adikku. Aku hanya ingin membuat kamu merasa lebih dicintai. Setelah sekian lama, akhirnya aku kembali melihat cahaya dan keriangan dimatamu. Sejak adanya bunga-bunga itu,” ujar Kak Tony panjang lebar. Nadira tertunduk.
Diam-diam dai terharu mendengar penjelasan Kakaknya. Baginya siapa pelakunya itu tak penting. Tapi yang terpenting adalah ia sekarang tahu bahwa Kak Tony sangat menyayanginya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar